BAB I
PENDAHULUAN
Struktur organ reproduksi wanita terdiri organ
reproduksi eksternal dan organ reproduksi internal. Organ reproduksi luar
wanita disebut juga vulva meliputi mons veneris (mons pubis), labium mayora,
labium minora dan clitoris. Organ reproduksi dalam wanita meliputi ovarium,
tuba falopii, uterus dan vagina.
Oogenesis
atau pembentukan ovum pada wanita telah dimulai sejak dalam kandungan ibunya.
Setelah bayi lahir, dalam tubuhnya telah ada sekitar satu juta oosit primer.
Sebagian oosit primer mengalami degenerasi sehingga ketika memasuki masa puber
jumlah tersebut menurun hingga tinggal sekitar 200 ribu pada tiap ovariumnya.
Oosit primer ini mengalami masa istirahat (dorman), kemudian proses oogenesis
akan dilanjutkan setelah wanita memasuki masa puber.
Sejak
pertama mendapat menstruasi (menarche) yang terjadi antara usia 9-14 tahun
organ reproduksi aktif bekerja hingga wanita tersebut berhenti menstruasi (menophause)
yang terjadi antara usia 46-54 tahun. Menstruasi merupakan pendarahan yang
keluar melalui vagina karena luruhnya dinding rahim (endometrium). Menstruasi
juga merupakan pertanda tidak terjadi kehamilan, tiga perempat bagian jaringan
lembut endometrium yang telah dipersiapkan untuk menerima konsepsi (penanaman
embrio) akan terlepas. Kemudian endometrium akan terbentuk kembali;
dipersiapkan untuk menerima kemungkinan konsepsi berikutnya, demikian
seterusnya terulang kembali secara periodik dan dikenal dengan siklus
menstruasi. Remaja putri tidak perlu merasa takut karena menstruasi merupakan
peristiwa biologis yang normal dan biasa seperti halnya bernafas dan darah yang
mengalir dalam tubuh.
Seorang
wanita harus mengenal anatomi dan fisiologi organ reproduksinya. Dengan
mengetahui anatomi dan memahami fisiologi reproduksinya maka seorang wanita tak
perlu merasa cemas dan gelisah terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa remaja dan itu adalah suatu hal yang normal.
Melalui makalah yang saya susun ini, akan secara
khusus kami kupas secara lebih mendalam mengenai system repruduksi wanita.
B. RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
yang dimaksud struktur organ reproduksi
wanita?
2. Apa yang dimaksud siklus menstruasi?
3. Apa saja kelainan atau penyakit pada sistm
repruduksi wanita?
C. TUJUAN
PENULISAN MAKALAH
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan dan
penyusunan makalah ini adalah :
1.
Untuk memenuhi tugas mata pelajaran Biologi di
kelas XI IPA 6 di MAN Purwodadi tahun ajaran 2014 / 2015.
2.
Mengetahui tentang struktur organ reproduksi
wanita.
3.
Mengetahui tentang apa yang dimaksud siklus
menstruasi
4.
Mengetahui kelainan atau penyakit pada sistm
repruduksi wanita.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data
melalui browsing dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. STRUKTUR
ORGAN REPRODUKSI WANITA
Struktur
organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi
eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi
internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan
saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim
(uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris,
sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.
struktur
organ reproduksi wanita
|
1. Ovarium.
Jumlah sepasang, bentuk oval dengan
panjang 3-4 cm, menggantung bertaut melalui mesentrium ke uterus. Merupakan
gonade perempuan yang berfungsi menghasilkan ovum dan mensekresikan hormon
kelamin perempuan yaitu estrogen dan progesteron. Ovarium
terbungkus oleh kapsul pelindung yang kuat dan banyak mengandung folikel.
Seorang perempuan kurang lebih memiliki 400.000 folikel dari kedua ovariumnya
sejak ia masih dalam kandungan ibunya. Namun hanya beberapa ratus saja yang
berkembang dan melepaskan ovum selama masa reproduksi seorang perempuan, yaitu
sejak menarche (pertama mendapat menstruasi) hingga menophause (berhenti
menstruasi). Pada umumnya hanya sebuah folikel yang matang dan melepaskan ovum
tiap satu siklus menstruasi (kurang lebih 28 hari) dari salah satu ovarium
secara bergantian.
Selama
mengalami pematangan, folikel mensekresikan hormone estrogen. Setelah folikel
pecah dan melepaskan ovum, folikel akan berubah menjadi korpus luteum yang
mensekresikan estrogen dan hormon progesteron. Estrogen yang disekresikan
korpus luteum tak sebanyak yang disekresikan oleh folikel. Jika sel telur tidak
dibuahi maka korpus luteum akan lisis dan sebuah folikel baru akan mengalami
pematangan pada siklus berikutnya.
2. Tuba
falopii/oviduct (saluran telur)
jumlah
sepasang, ujungnya mirip corong berjumbai yang disebut infundibulum berfungsi
untuk menangkap ovum yang dilepas dari ovarium. Epithelium bagian dalam saluran
ini bersilia, gerakan silia akan mendorong ovum untuk bergerak menuju uterus.
3. Uterus
(rahim)
Jumlah satu
buah, berotot polos tebal, berbentuk seperti buah pir, bagian bawah mengecil
disebut cervix. Uterus merupakan tempat tumbuh dan berkembangnya embrio,
dindingnya dapat mengembang selama kehamilan dan kembali berkerut setelah
melahirkan. Dinding sebelah dalam disebut endometrium, banyak mengasilkan
lendir dan pembuluh darah. Endometrium akan menebal menjelang ovulasi dan
meluruh pada saat menstruasi.
4. Vagina
Merupakan akhir
dari saluran reproduksi wanita. Suatu selaput berpembuluh darah yang disebut
hymen menutupi sebagian saluran vagina. Membran ini dapat robek akibat
aktivitas fisik yang berat atau saat terjadi hubungan badan. Vagina berfungsi
sebagai alat kopulasi wanita dan juga sebagai saluran kelahiran. Dindingnya
berlipat-lipat, dapat mengembang saat melahirkan bayi. Pada dinding sebelah
dalam vagina bermuara kelenjar bartholin yang mensekresikan lendir saat terjadi
rangsangan seksual.
5. Mons veneris
Merupakan bagian yang tebal dan
banyak mengandung jaringan lemak terletak pada bagian paling atas dari vulva
6. Labium mayora
Jumlah sepasang, merupakan suatu
lipatan tebal yang mengelilingi vagina dan ditumbuhi rambut
7. Labium minora
Jumlah sepasang, merupakan suatu
lipatan tipis di sebelah dalam labium mayora, banyak mengandung pembuluh darah
dan saraf. Labium minora menyatu di bagian atas membentuk clitoris. Labium
minora mengelilingi vestibulum, suatu tempat dimana terdapat lubang uretra di
bagian atas dan lubang vagina di bagian bawah.
8. Clitoris
Berupa sebuah tonjolan kecil,
merupakan bagian yang paling peka terhadap rangsang karena banyak mengandung
saraf.
B. SIKLUS MENSTRUASI
1.
Oogenesis
Oogenesis
merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Di dalam ovarium atau
indung telur terdapat oogonium (oogonia = jamak). Oogonium bersifat diploid (2n
= mengandung 23 pasang kromosom atau 46 buah kromosom). Oogenesis telah dimulai
sejak bayi perempuan masih dalam kandungan ibunya berusia sekitar 5 bulan.
Oogonium akan memperbanyak diri dengan membelah berulang kali secara mitosis,
membentuk oosit primer. Oosit primer terbungkus dalam folikel yang penuh dengan
cairan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan ovum.
Pada saat
bayi perempuan lahir, di dalam tiap ovariumnya mengandung sekitar satu juta
oosit primer. Oosit primer ini mengalami dorman atau mengalami fase istirahat
beberapa tahun hingga anak perempuan tersebut mengalami pubertas. Selama
pertumbuhan anak perempuan, beberapa oosit primer akan mengalami degenerasi,
hingga ketika mencapai usia pubertas jumlah oosit primer hanya tinggal sekitar
200.000 buah.
Memasuki
usia pubertas sekresi hormon estrogen akan memacu oosit primer untuk
melanjutkan proses oogenesis; oosit primer mengalami meiosis pertama
menghasilkan 2 sel berbeda ukuran yaitu oosit sekunder (berukuran besar) dan
polosit primer (berukuran kecil).
Oogenesis
terhenti hingga terjadi ovulasi, bila tidak terjadi fertilisasi oosit sekunder
akan mengalami degenerasi. Namun bila ada penetrasi sperma dan terjadi
fertilisasi, oogenesis akan dilanjutkan dengan pembelahan meiosis kedua; oosit
sekunder membelah menjadi 2 yaitu ootid (berukuran besar) dan polosit sekunder
(berukuran kecil). Sedangkan polosit primer membelah menjadi 2 polosit
sekunder. Sehingga pada akhir oogenesis dihasilkan 3 polosit dan 1 ootid yang
berkembang menjadi ovum
Selama
perkembangan oosit primer hingga menjadi oosit sekunder berada dalam folikel,
yaitu suatu kantung pembungkus yang penuh cairan yang menyediakan nutrisi bagi
oosit. Semula oosit primer berada dalam folikel primer kemudian
berkembang menjadi folikel sekunder. Ketika terbentuk oosit sekunder, folikel
telah berkembang menjadi folikel tersier dan akhirnya menjadi folikel de Graaf
(folikel yang telah matang) Setelah ovulasi atau lepasnya oosit
sekunder folikel telur akan berubah menjadi korpus luteum. Korpus luteum
mengalami degenersi membentuk korpus albikan
a.
Siklus
Menstruasi
Menstruasi atau haid merupakan pendarahan yang terjadi
akibat luruhnya dinding sebelah dalam rahim (endometrium) yang banyak
mengandung pembuluh darah. Lapisan endometrium dipersiapkan untuk menerima
implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi embrio lapisan ini akan luruh,
darah keluar melalui cervix dan vagina. Pendarahan ini terjadi secara periodik,
jarak waktu antara menstruasi yang satu dengan menstruasi berikutnya dikenal
dengan satu siklus menstruasi.
Siklus menstruasi wanita berbeda-beda, namun rata-rata
berkisar 28 hari. Hari pertama menstruasi dinyatakan sebagai hari pertama
siklus menstruasi. Siklus ini terdiri atas 4 fase: fase menstruasi, fase
pra-ovulasi, fase ovulasi, fase pasca-ovulasi
1)
Fase menstruasi
Terjadi bila
ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum menghentikan produksi hormon
estrogen dan progesteron. Turunnya kadar estrogen dan progesteron menyebabkan
lepasnya ovum dari endometrium disertai robek dan luruhnya endometrium,
sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50 - 150 mili liter
2)
Fase pra-ovulasi atau
fase poliferasi
Hormon pembebas
gonadotropin yang disekresikan hipotalamus akan memacu hipofise untuk
mensekresikan FSH. FSH memacu pematangan folikel dan merangsang folikel untuk
mensekresikan hormon estrogen. Adanya estrogen menyebabkan pembentukan kembali
(poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan kadar estrogen juga menyebabkan
seviks (leher rahim) untuk mensekresikan lendir yang bersifat basa. Lendir ini
berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung
kehidupan sperma.
3)
Fase Ovulasi
Jika siklus
menstruasi seorang perempuan 28 hari, maka ovulasi terjadi pada hari ke 14.
Peningkatan kadar estrogen menghambat sekresi FSH, kemudian hipofise
mensekresikan LH. Peningkatan kadar LH merangsang pelepasan oosit sekunder dari
folikel, peristiwa ini disebut ovulasi.
4)
Fase pasca ovulasi atau
fase sekresi
Berlangsung
selama 14 hari sebelum menstruasi berikutnya. Walaupun panjang siklus
menstruasi berbeda-beda, fase pasca-ovulasi ini selalu sama yaitu 14 hari
sebelum menstruasi berikutnya. Folikel de Graaf (folikel matang) yang
telah melepaskan oosit sekunder akan berkerut dan menjadi korpus luteum. Korpus
luteum mensekresikan hormon progesteron dan masih mensekresikan hormon estrogen
namun tidak sebanyak ketika berbentuk folikel. Progesteron mendukung kerja
estrogen untuk mempertebal dan menumbuhkan pembuluh-pembuluh darah pada
endometrium serta mempersiapkan endometrium untuk menerima implantasi embrio
jika terjadi pembuahan atau kehamilan. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus
luteum akan berubah menjadi korpus albikan yang hanya sedikit mensekresikan
hormon, sehingga kadar progesteron dan estrogen menjadi rendah. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya menstruasi demikian seterusnya.
Hanya sebagian kecil wanita yang memiliki
siklus menstruasi teratur
Pada umumnya orang beranggapan bahwa siklus menstruasi
seseorang adalah teratur. Tapi fakta menunjukkan sebaliknya. Dari hasil
penyelidikan terhadap 4 ribu wanita ternyata hanya 3% yang memiliki siklus
menstruasi yang teratur, bahkan ini merupakan suatu kekecualian yang jarang
terjadi. Pada umumnya wanita mengalami siklus menstrasi yang kurang teratur;
dari siklus yang satu dengan siklus berikutnya ada sedikit perubahan. Jangka waktu
yang normal berkisar antara 20 hari hingga 36 hari, atau rata-rata 28 hari.
Namun hanya sekitar 30% wanita yang mempunyai siklus dengan kisaran satu atau
dua hari dari statistik rata-rata 28 hari.
Siklus menstruasi yang tidak teratur pada remaja putri
adalah suatu hal yang normal. Karena sedang berkembang menuju arah kedewasaan.
Secara berangsur-angsur siklus akan menjadi teratur menjelang usia 20 tahun.
Sedangkan pada wanita menjelang menophause, menstruasi berubah menjadi lebih
tidak teratur untuk kemudian berhenti sama sekali. Bagi remaja putri sebaiknya
membiasakan diri membuat catatan tanggal berapa hari pertama menstruasi bulan
ini, tanggal berapa hari pertama menstruasi bulan berikutnya, demikian
seterusnya. Kemudian hitung berapa hari siklus menstruasi tiap bulannya. Catat
pula jenis cairan vagina yang keluar dan perubahan tubuh yang terjadi di
sepanjang siklus tersebut. Catatan tersebut dapat membantu mempelajari
kebiasaan yang terjadi dalam tubuh kita sendiri. Dan data siklus menstruasi
tersebut suatu saat akan mempunyai nilai yang sangat berarti.
Cairan yang keluar dari vagina
Semua wanita mengalami pengeluaran cairan dari vagina
selain darah haid. Cairan tersebut membantu membasahi, membersihkan dan
melindungi vagina dari bacteri-bacteri tertentu. Pengeluaran cairan ini
bersifat normal; jumlahnya relatif sedikit tetapi dapat membuat noda pada
celana dalam. Jenis cairan yang keluar ada yang jernih, ada yang keruh
kental berwarna kekuning-kuningan. Cairan yang jernih, mulur seperti putih
telur disekresikan oleh kelenjar yang terdapat pada cervix selama 3-5 hari menjelang
ovulasi karena pengaruh hormon estrogen. Di saat lain vagina juga mengeluarkan
cairan pekat, keruh berwarna kekuningan serta mempunyai bau yang khas. Dinding
vagina mempunyai sifat yang sama seperti kulit lainnya yaitu sel-selnya selalu
membelah, sel-sel yang telah tua dan mati akan terlepas. Hal ini akan
menyebabkan terjadinya pengeluaran cairan keruh kental/pekat berwarna
kekuning-kuningan karena mengandung sel-sel mati, bacteri dan lendir. Di dalam
vagina terdapat beberapa jenis bacteri, pada pada orang sehat; 95% diantaranya
merupakan bacteri menguntungkan dan 5% diantaranya merupakan bacteri patogen.
Bacteri menguntungkan tersebut terutama dari genus Lactobacillus yaitu Lactobacillus
doderlein dan Lactobacillus acidophylus yang menghasilkan
asam laktat dan membantu mempertahankan lingkungan asam dalam vagina, beberapa
jenis lainnya menghasilkan hidrogenperoksida dan antibiotik. Suasana asam dalam vagina ini
merupakan pertahanan alami terhadap kemungkinan infeksi. campuran zat yang
dihasilkan bacteri dan sekresi dinding vagina mengasilkan aroma khas vagina.
Bila cairan yang keluar dari vagina mempunyai sifat;
berwarna lain (putih seperti susu, kuning kehijauan, merah coklat), berbau
busuk, jumlahnya relatif banyak, disertai keluhan gatal, panas, nyeri dsb. Hal
ini merupakan tanda; mungkin ada suatu gangguan pada organ reproduksi. Untuk
itu sebaiknya segera periksakan ke dokter
Sindrom
pramenstruasi
Jika suatu
saat tiba-tiba seorang wanita merasakan cincin yang biasa dipakai menjadi lebih
sesak, merasa sedih yang tak beralasan, mudah tersinggung dan gampang marah,
nafsu makan berlebihan, mengidam jenis makanan tertentu, mungkin wanita
tersebut sedang mengalami sindrom pramenstruasi. Sindrom pramenstruasi adalah
perubahan-perubahan fisik dan psikis yang terjadi di antara hari ke empat belas
hingga hari kedua sebelum mestruasi, dan akan hilang segera setelah datang
menstruasi.
Perubahan
fisik tersebut antara lain: kenaikan berat badan, terjadi pembesaran bagian
tubuh terutama daerah tertentu (perut, jari tangan, kaki) karena tubuh menahan
cairan, pegal dan nyeri otot terutama daerah pinggang, payudara membesar dan
nyeri tekan, timbul jerawat, air seni berkurang, pusing, mual, nafsu makan
meningkat.
Perubahan
psikis meliputi: kontrol emosi rendah, cepat marah, reaksi emosi yang tidak
logis, daya ingat dan konsentrasi rendah, lesu, depresi, rasa kurang percaya
diri dan perasaan tidak berharga.
Derajad
keseriusan gejala sindrom pramenstruasi yang dialami wanita satu dengan yang
lain tidak sama. Pada umumnya wanita; perubahan fisik sindrom pramenstruasi
tidak menjadi masalah yang berarti dan dapat menjalani aktifitas hidupnya
dengan normal. Namun pada beberapa wanita; perubahan psikis sindrom
pramenstruasi dapat menjadi masalah yang serius. Dengan mengidentifikasi perubahan
fisik yang terjadi pada dirinya sebagai sindrom pramenstruasi, wanita dapat
mengantisipasi dengan lebih berusaha mengontrol dan mengendalikan emosinya
sehingga hubungan harmonis dalam keluarga dan lingkungan sosialnya tetap
terjaga.
Siklus estrus
Jika pada manusia dan beberapa primata lainnya mempunyai
siklus menstruasi, pada mamalia lain dikenal adanya siklus estrus (estrous
cycle). Pada siklus estrus lapisan endometrium yang telah dipersiapkan
untuk menerima konsepsi, akan diserap kembali oleh uterus bila tak terjadi
pembuahan, sehingga tidak banyak terjadi pendarahan. Pada hewan betina periode
seputar ovulasi; vagina mengalami perubahan yang memungkinkan terjadinya
perkawinan, periode ini disebut estrus. Dalam bahasa latin; oestrus
berarti gairah atau kegilaan, kopulasi hanya terjadi pada periode estrus. Pada
peternak sapi, insemenasi buatan dilakukan pada saat sapi betina mengalami
estrus yang ditandai: vagina mengalami 3A dalam bahasa Jawa (Abuh =
ukuran lebih besar, Abang = warna merah, Anget = hangat). Jangka
waktu siklus estrus berbeda-beda; pada tikus hanya 5 hari, anjing dan beruang
hanya mengalami satu siklus pertahun, tetapi pada gajah mengalami beberapa kali
siklus estrus pertahun.
C. KELAINAN
DAN PENYAKIT PADA ORGAN REPRODUKSI WANITA
Penyakit yang bisa menyerang sistem
reproduksi wanita bisa berupa gangguan menstruasi, kanker di wilayah genital,
infeksi pada vagina dan juga endometriosis.
1.
Gangguan Menstruasi
Gangguan
atau penyakit ini bisa berupa amenore primer dan juga amenore sekunder. Amenore
primer merupakan gejala dimana menstruasi tidak terjadi hingga usia 17 tahun
dan diikuti dengan tidak berkembangnya unsur seksual sekunder. Sementara itu,
amenore sekunder adalah tidak terjadinya proses menstruasi selama 3 hingga 6
bulan pada wanita yang telah mengalami suklus menstruasi sebelumnya.
2.
Kanker Pada Wilayah Genital
Penyakit
pada sistem reproduksi manusia ini banyak dijumpai biasanya pada wilayah ovarium, serviks
dan juga vagina. Kanker vagina ini belum diketahui apa penyebab pastinya.
Namun, para ahli menduga hal tersebut disebabkan oleh infeksi virus. Pengobatan
kanker pada vagina ini bisa dengan kemoterapi ataupun bedah menggunakan laser.
Sementara itu, kanker pada mulut rahim atau serviks terjadi jika ada sel yang
tumbuh secara abnormal di wilayah lapisan epiter mulut rahim. Dan kanker pada
ovarium sendiri tidak menujukan tanda-tanda yang jelas namun biasanya disertai
berbagai keluhan seperti rasa pegal luar biasa pada panggul, terdapat perubahan
saluran pencernaan dan muncul pendarahan yang abnormal pada vagina.
3.
Endometriosis
Merupakan
gejala dimana jaringan endometrium wanita berada di luar wilayah rahim yakni di
ovarium, oviduk, ataupun di jalur luar rahim wanita. Gejala yang paling lazim
muncul antara lain nyeri pada bagian perut, wilayah pinggang yang sakit, serta
rasa tak nyaman yang berlebihan saat menstruasi.
4.
Infeksi vagina
Penyakit
ini menampakkan gejala antara lain keputihan berlebih dengan bau yang sangat
menyengat dan disertai dengan rasa gatal. Infeksi ini biasanya menyerang wanita
pada usia yang produktif khususnya bagi mereka yang telah memiliki pasangan dan
aktif melakukan kegiatan seksual. Penyebab utamanya adalah hubungan seksual.
5.
Penyempitan Pada Oviduk
Oviduk
atau saluran telur bisa mengalami penyakit dimana ia akan menyempit.
Penyebabnya disinyalir genetis namun ada juga yang disebabkan oleh kuman jenis
tertentu. Saluran telur yang sempit akan membuat wanita sulit mendapatkan anak
sebab jalan sperma terhalangi.
6.
Mandul/Infertilitas
Hal ini
bisa disebabkan oleh penyakit maupun gangguan. Pada kondisi umum, wanita akan
mengalami masa subur sekali dalam sebulan. Bagi wanita yang kurang subur
biasanya tidak terdapat masa subur dalam jangka waktu tertentu. Dan hal ini
menandakan gejala infertilitas. Hal ini biasa diatasi dengan berbagai metode
salah satunya adalah terapi makanan dan lain-lain.
7.
Kanker Payudara
Penyakit
pada sistem reproduksi manusia tepatnya pada wanita adalah kanker payudara.
Meski pria juga memiliki payudara namun penyakit yang satu ini lebih rentan
menyerang wanita sebab jaringan lemak pada payudaranya jauh lebih besar jika
dibandingkan dengan pria. Kanker payudara ini bisa menyerang wanita yang sudah
menikah maupun belum.
8.
Mola Hidalidosa
Atau yang
lebih populer dikenal dengan nama hamil anggur merupakan kondisi dimana wanita
mengalami kehamilan namun tak ada janin yang tumbuh di dalam rahim melainkan
hanya gelembung bernama mola juga darah yang membeku. Hamil anggur ini bisa
mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa dan bahkan berbuntut pada kematian
yang disebabkan pendarahan.
9.
Condiloma Accuminata
Merupakan
penyakit yang disebabkan oleh virus bernama Human Papiloma. Ia ditandai dengan
munculnya kutil yang terus membesar dan akhirnya menjadi cikal kanker pada
mulut rahim wanita.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari uraian yang
diuraikan dalam bab pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sbb :
1. Bagian-bagian
dari sistem reproduksi wanita terdiri dari bagian dalam dan luar.
2. Dalam proses
oogenesis, oogonium (oosit primer) akhirnya berkembang menjadi sel telur dan
badan kutub melalui pembelahan meiosis.
3. Ovulasi adalah
proses keluarnya sel telur (ovum) ke ovarium.
4. Fertilisasi
adalah proses bertemunya sel ovum dan sel sperma yang terjadi di dalam saluran
reproduksi wanita.
5. Dalam
proses kehamilan Zigot berkembang secara bertahap yang akhirnya menjadi calon
janin dalam uterus.
6. Ada
beberapa tahapan dalam sikuls menstruasi yaitu fase menstruasi, fase pra
ovulasi, fase ovulasi dan fase pasca ovulasi.
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami
buat ini, mudah – mudahan apa yang saya paparkan bisa menjadi tambahan
pengetahuan bagi kita semua untuk lebih mengenal mengenai system repruksi wanita. Kami menyadari apa yang kami paparkan dalam
makalah ini tentu masih belum sesuai apa yang di harapkan dengan ini saya berharap masukan yang lebih banyak
lagi dari guru pembimbing dan teman – teman semua.
DAFTAR PUSTAKA
http://pewidya.blogspot.com/p/sistem-organ-reproduksi-wanita.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari
2015)
https://ranida.wordpress.com/2011/12/07/alat-reproduksi-wanita-dan-fungsinya/
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari
2015)
http://rodi10.blogspot.com/2013/06/makalah-biologi-organ-reproduksi-manusia.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari
2015)
http://www.sexuil.com/2013/01/alat-reproduksi-pria-dan-wanita-beserta.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari
2015)
http://blog-reproduksi.blogspot.com/2013/03/organ-reproduksi-wanita.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari
2015)
http://kelasbiologiku.blogspot.com/2013/03/beberapa-penyakit-pada-sistem.html
(Diunduh Hari Jumat, 16 Januari
2015)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga tugas makalah Biologi ini dapat terselesaikan dengan tepat pada
waktunya.
Dalam penulisan tugas yang berupa makalah ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan saran
dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesarnya kepada Guru pembimbing , teman-teman serta semua
pihak yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga tugas makalah ini dapat selesai dengan baik.
Penulis
menyadari bahwa tidak ada gading yang tak retak, karena dalam penulisan ini
mungkin masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak demi sempurnanya penulisan ini dan juga tugas
tugas berikutnya
Wasalamualaikum Wr.Wb
Puwodadi, 16 Januari 2015
Penulis
Struktur organ reproduksi wanita meliputi organ reproduksi internal dan organ reproduksi eksternal. Keduanya saling berhubungan dan tak terpisahkan. Organ reproduksi internal terdapat di dalam rongga abdomen, meliputi sepasang ovarium dan saluran reproduksi yang terdiri saluran telur (oviduct/tuba falopii), rahim (uterus) dan vagina. Organ reproduksi luar meliputi mons veneris, klitoris, sepasang labium mayora dan sepasang labium minora.
BalasHapus