DAMPAK
LIMBAH B3 TERHADAP LINGKUNGAN
DAN
KESEHATAN MANUSIA
Kegiatan masyarakat
dalam rumah tangga dapat menimbulkan sisa atau limbah yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun (B3) bagi manusia, makhluk hidup lain, lingkungan secara
keseluruhan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahan tersebut dapat
berasal dari bahan kimia pembersih di rumah tangga, pelumas kendaraan, obat
nyamuk, semprotan nyamuk, sisa obat-obatan, pewarna rambut, bahan campuran
pembuat makanan, makanan kadaluarsa, racun serangga atau pestisida, pupuk
kimia, bola lampu, pecahan kaca, limbah
elektronik serta limbah lainnya yang biasa digunakan keluarga.
Limbah B3 mempunyai
karakteristik mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun,
menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Terdapat lebih dari 100.000 jenis
senyawa kimia yang umum digunakan masyarakat. Ratusan di antaranya digolongkan
ke dalam kelompok limbah B3 yang dalam jangka pendek dan jangka panjang dapat
mengganggu kesehatan manusia dan merusak lingkungan. Mengingat bahwa limbah B3 merupakan bahan
yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia, maka pemahaman mengenai
dampak negatif limbah B3 terhadap lingkungan dan kesehatan manusia harus
dimiliki oleh masyarakat. Hal ini penting agar masyarakat dapat bersikap lebih
cermat dan berhati-hati dalam menggunakan, membuang dan mengelola limbah B3.
Limbah B3 masuk ke
lingkungan melalui media air, tanah, udara, dan hewan/biota yang mempengaruhi
secara kontinyu dan tidak kontinyu, bertahap dan seketika, teratur dan tidak
teratur. Limbah B3 meracuni makhluk hidup melalui rantai makanan sehingga
menyebabkan organisme (tumbuhan, hewan dan manusia) terpapar oleh zat-zat
beracun.
Pengaruh
Limbah B3 terhadap Kesehatan dan Lingkungan
Dengan karakteistik
yang dimilikinya, B3 mempengaruhi kesehatan dengan mencelakakan manusia secara
langsung (akibat ledakan, kebakaran, reaktif dan korosif) dan maupun tidak
langsung (toksik akut dan kronis) bagi manusia.
Zat toksik yang dihasilkan oleh
limbah B3 masuk ke tubuh
manusia melalui:
•
Oral yaitu melalui mulut dan kemudian saluran
pencernaan, sulit mencapai peredaran darah ;
•
Inhalasi yaitu melalui
saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran darah;
•
Dermal yaitu melalui
kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah;
•
Peritonial yaitu melalui suntikan, langsung memasuki
peredaran darah.
Ada 4 proses yang
dialami bahan beracun di dalam organisme, yaitu absorbsi, distribusi,
metabolisme dan sekresi. Untuk mengetahui efek negatif bahan toksikan tersebut
di dalam tubuh, perlu diketahui perihal zat toksik dan sistem biologis manusia
serta interaksi antara keduanya. Zat
toksik akan dibawa oleh darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh dan kemudian
mengganggu organ tubuh antara lain:
keracunan neurotaksik, zat toksik
akan dibawa menuju otak,atau zat toksik akan ditimbun dan diproses pada
jaringan lemak, otot, tulang, syaraf, liver, pankreas, usus dan kemudian
setelah melalui proses- sisanya akan disekresikan ke luar tubuh.
Pengaruh limbah B3
terhadap mahluk hidup, khususnya manusia terdiri atas 2 kategori yaitu: (1)
efek akut, dan (2) efek kronis. Efek akut dapat menimbulkan akibat
berupakerusakan susunan syaraf, kerusakan sistem pencernaan, kerusakan sistem
kardio vasculer, kerusakan sistem pernafasan, kerusakan pada kulit, dan
kematian. Sementara
itu, efek kronis dapat menimbulkan
efek karsinogenik (pendorong terjadinya kanker), efek mutagenik (pendorong
mutasi sel tubuh), efek teratogenik (pendorong terjadinya
cacat bawaan), dan kerusakan sistem
reproduksi.Bagian organ tubuh yang terkena pengaruh adalah:Ginjal (umumnya
disebabkan zat toksik Cadmium); – Tulang (umumnya disebabkan zat toksik
Benzene); – Otak (umumnya disebabkan zat toksik Methyl Mercury); – Liver
(umumnya disebabkan zat toksik Carbon –
Tetrachlorida);Paru-paru (umumnya disebabkan zat toksik Paraquat); – Mata
(umumnya disebabkan zat toksik Khloroquin).
Pada umumnya, bila
manusia dan lingkungannya berada dalam keadaan seimbang, maka keduanya berada
dalam keadaan sehat. Tetapi karena sesuatu sebab sehingga keseimbangan ini
tergangggu atau mungkin tidak dapat tercapai, maka dapat menimbulkan dampak
yang merugikan bagi kesehatan.
Bahan Berbahaya dan
Beracun atau B3 adalah semua bahan/ senyawa baik padat, cair, ataupun gas yang
mempunyai potensi merusak terhadap kesehatan manusia serta lingkungan akibat
sifat-sifat yang dimiliki senyawa tersebut.
Limbah B3
diidentifikasi sebagai bahan kimia dengan satu atau lebih karakteristik :
•
mudah meledak,
•
mudah terbakar,
•
bersifat reaktif,
•
beracun,
•
penyebab infeksi,
•
bersifat korosif.
Pembuangan limbah ke
lingkungan akan menimbulkan masalah yang merata dan menyebar di lingkungan yang
luas. Limbah gas terbawa angin dari satu tempat ke tempat lainnya. Limbah cair
atau padat yang dibuang ke sungai, dihanyutkan dari hulu sampai jauh ke hilir,
melampaui batas-batas wilayah akhirnya bermuara dilaut atau danau, seolah-olah
laut atau danau menjadi tong sampah. Limbah bermasalah antara lain berasal dari
kegiatan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan rekreasi.
Limbah industri baik
berupa gas, cair maupun padat umumnya termasuk kategori atau dengan sifat
limbah B3. Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah
limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung
berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun
(toxic) sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Limbah pertanian yang paling
utama ialah pestisida dan pupuk.
Limbah B3 dari kegiatan
industri yang terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada kesehatan
manusia. Dampak itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya meminum air
yang terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang
telah menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa
yang tercemar.
Dampak
B3 terhadap Kesehatan, antara lain :
1.
Air Raksa /Hargentum/ Hg/ Mercury
Elemen
Hg berwarna kelabu-perak, sebagai cairan pada suhu kamar dan mudah menguap bila
dipanaskan. Hg2+ (Senyawa Anorganik) dapat mengikat carbon, membentuk senyawa
organomercury. Methyl Mercury (MeHg) merupakan bentuk penting yang memberikan
pemajanan pada manusia.
Industri yang
memberikan efluents Hg adalah :
•
Yang memproses chlorin,
•
Produksi Coustic soda,
•
Tambang dan prosesing
biji Hg,
•
Metalurgi dan
elektroplating,
•
Pabrik Kimia,
•
Pabrik Tinta,
•
Pabrik Kertas,
•
Penyamakan Kulit,
•
Pabrik Tekstil,
•
Perusahaan Farmasi,
•
Penambangan emas
tradisional.
Sebagian
senyawa mercury yang dilepas ke lingkungan akan mengalami proses methylation
menjadi methylmercury (MeHg) oleh microorganisme dalam air dan tanah. MeHg
dengan cepat akan diakumulasikan dalam ikan atau tumbuhan dalam air permukaan.
Kadar mercury dalam ikan dapat mencapai 100.000 kali dari kadar air disekitarnya.
Kelompok Resiko Tinggi Terpajan Hg.
Orang-orang yang
mempunyai potensial terpajan Hg diantaranya :
•
Pekerja pabrik yang
menggunakan Hg.
•
Janin, bayi dan
anak-anak : 1. MeHg dapat menembus placenta, 2. Sistem syaraf sensitif terhadap
keracunan Hg. 3. MeHg pada ASI, maka bayi yang menyusu dapat terpajan.
•
Masyarakat pengkonsumsi
ikan yang berasal dari daerah perairan yang tercemar mercury.
Pemajanan melalui inhalasi, oral,kulit
Dampak pada
Kesehatan:
Mercury
termasuk bahan teratogenik. MeHg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di
darah dan otak. MeHg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90%
ditemukan dalam darah merah.
Efek Fisiologis
:
Efek
toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana
mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara
lain tremor, kehilangan daya ingat.
Efek pada
pertumbuhan :
MeHg
mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar MeHg
dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan
signifikan.
Bayi
yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg bisa menderita kerusakan otak
dengan manifestasi :
•
Retardasi mental
•
Tuli
•
Penciutan lapangan
pandang
•
Buta
•
Microchephaly
•
Cerebral Palsy
•
Gangguan menelan
Efek yang lain :
Efek
terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat terjadi pada keracunan
akut.
Inhalasi
dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari jaringan paru.
Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury dapat menyebabkan kerusakan
liver.
2.
Chromium
Chromium
adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi meski dalam suhu
tinggi. Chromium digunakan oleh industri : Metalurgi, Kimia, Refractory (heat
resistent application). Dalam industri metalurgi, chromium merupakan komponen
penting dari stainless steels dan berbagai campuran logam.
Dalam industri kimia
digunakan sebagai :
•
Cat pigmen (dapat
berwarna merah, kuning, orange dan hijau).
•
Chrome plating.
•
Penyamakan kulit.
•
Treatment Wool.
Chromium
terdapat stabil dalam 3 valensi. Berdasarkan urutan toksisitasnya adalah Cr-O,
Cr-III, Cr-VI. Electroplating, penyamakan kulit dan pabrik textil merupakan
sumber utama pemajanan chromium ke air permukaan. Limbah padat dari tempat
prosesing chromium yang dibuang ke landfill dapat merupakan sumber kontaminan
terhadap air tanah.
Kelompok Resiko
Tinggi :
•
Pekerja di industri
yang memproduksi dan menggunakan Cr.
•
Perumahan yang terletak
dekat tempat produksi akan terpajan Cr-VI lebih tinggi
•
Perumahan yang dibangun
diatas bekas landfill, akan terpajan melalui pernafasan (inhalasi) atau kulit.
Pemajanan melaui :
-
Inhalasi terutama
pekerja
-
Kulit
-
Oral : masyarakat pada
umumnya
Dampak Kesehatan
Efek Fisiologi :
•
Cr (III) merupakan
unsur penting dalam makanan (trace essential) yang mempunyai fungsi menjaga
agar metabolisme glucosa, lemak dan cholesterol berjalan normal.
•
Organ utama yang
terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru, sedangkan organ lain yang bisa
terserang adalah ginjal, lever, kulit dan sistem imunitas.
Efek pada Kulit
:
Dermatitis berat
dan ulkus kulit karena kontak dengan Cr-IV.
Efek pada Ginjal
:
Bila terhirup
Cr-VI dapat mengakibatkan necrosis tubulus renalis.
Efek pada Hati :
Pemajanan
akut Cr dapat menyebabkan necrosis hepar. Bila terjadi 20 % tubuh tersiram asam
Cr akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan ginjal akut.
3.
Cadmium (Cd)
Cadmium
merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Cadmium murni berupa
logam berwarna putih perak dan lunak, namun bentuk ini tak lazim ditemukan di
lingkungan. Umumnya cadmium terdapat dalam kombinasi dengan elemen lain seperti
Oxigen (Cadmium Oxide), Clorine (Cadmium Chloride) atau belerang (Cadmium
Sulfide).
Kebanyakan
Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran seng, timah atau tembaga
cadmium yang banyak digunakan berbagai industri, terutama plating logam,
pigmen, baterai dan plastik.
Pemajanan
Sumber
utama pemajanan Cd berasal dari makanan karena makanan menyerap dan mengikat
Cd. misalnya : tanaman dan ikan. Tidak jarang Cd dijumpai dalam air karena
adanya resapan dari tempat buangan limbah bahan kimia.
Dampak
pada kesehatan
Beberapa
efek yang ditimbulkan akibat pemajanan Cd adalah adanya kerusakan ginjal,
liver, testes, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah.
4.
Cupper (Cu) / Tembaga
Tembaga
merupakan logam berwarna kemerah-merahan dipakai sebagai logam murni atau logam
campuran (suasa) dalam pabrik kawat, pelapis logam, pipa dan lain-lain.
Pemajanan
Pada
manusia melalui pernafasan, oral dan kulit yang berasal dari berbagai bahan
yang mengandung tembaga. Tembaga juga terdapat pada tempat pembuangan limbah
bahan berbahaya. Senyawa tembaga yang larut dalam air akan lebih mengancam
kesehatan. Cu yang masuk ke dalam tubuh, dengan cepat masuk ke peredaran darah
dan didistribusi ke seluruh tubuh.
Dampak
terhadap Kesehatan
Cu
dalam jumlah kecil (1 mg/hr) penting dalam diet agar manusia tetap sehat. Namun
suatu intake tunggal atau intake perhari yang sangat tinggi dapat membahayakan.
Bila minum air dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan
muntah, diare, kram perut dan mual. Bila intake sangat tinggi dapat
mengakibatkan kerusakan liver dan ginjal, bahkan sampai kematian.
5.
Timah Hitam (Pb)
Sumber
emisi antara lain dari : Pabrik plastik, percetakan, peleburan timah, pabrik
karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang timah dan
sebagainya.
Pemajanan: melalui Oral
dan Inhalasi
Dampak pada Kesehatan
Sekali
masuk ke dalam tubuh timah didistribusikan terutama ke 3 (tiga) komponen yaitu:
-
Darah,
-
Jaringan lunak (ginjal,
sumsum tulang, liver, otak),
-
Jaringan dengan mineral
(tulang + gigi).
Tubuh
menimbun timah selama seumur hidup dan secara normal mengeluarkan dengan cara
yang lambat. Efek yang ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer dan
sentral, sel darah, gangguan metabolisme Vitamin D dan Kalsium sebagai unsur
pembentuk tulang, gangguan ginjal secara kronis, dapat menembus placenta
sehingga mempengaruhi pertumbuhan janin.
6.
Nickel (Ni)
Nikel
berupa logam berwarna perak dalam bentuk berbagai mineral. Ni diproduksi dari
biji Nickel, peleburan/ daur ulang besi, terutama digunakan dalam berbagai
macam baja dan suasa serta elektroplating. Salah satu sumber terbesar Ni
terbesar di atmosphere berasal dari hasil pembakaran BBM, pertambangan,
penyulingan minyak, incenerator. Sumber Ni di air berasal dari lumpur limbah,
limbah cair dari “Sewage Treatment Plant”, air tanah dekat lokasi landfill.
Pemajanan: melalui
inhalasi, oral dan kontak kulit.
Dampak terhadap
Kesehatan
Ni
dan senyawanya merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu yang mengandung
Ni-Sulfide mengakibatkan kematian karena kanker pada paru-paru dan rongga
hidung, dan mungkin juga dapat terjadi kanker pita suara.
7.
Pestisida
Pestisida
mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk jasad renik yang
mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak negatif yang signifikan
terhadap kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan keselamatan tenaga
kerja. Pestisida banyak digunakan pada sektor pertanian dan perdagangan/
komoditi.
Pemajanan melalui : Oral,
Inhalasi, Kulit
Dampak pada Kesehatan
Pestisida
golongan Organophosphat dan Carbamat dapat mengakibatkan keracunan Sistemik dan
menghambat enzym Cholinesterase (Enzim yang mengontrol transmisi impulse saraf)
sehingga mempengaruhi kerja susunan saraf pusat yang berakibat terganggunya
fungsi organ penting lainnya dalam tubuh. Keracunan pestisida golongan
Organochlorine dapat merusak saluran pencernaan, jaringan, dan organ penting
lainnya.
8. Arsene
Arsene
berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen di air di
temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa Arsen
dengan oksigen, clorin atau belerang sebagai Arsen inorganik, sedangkan senyawa
dengan Carbon dan Hydrogen sebagai Arsen Organik. Arsen inorganik lebih beracun
dari pada arsen organik.
Suatu
tempat pembuangan limbah kimia mengandung banyak arsen, meskipun bentuk bahan
tak diketahui (Organik/ Inorganik). Industri peleburan tembaga atau metal lain
biasanya melepas arsen inorganik ke udara. Arsen dalam kadar rendah biasa
ditemukan pada kebanyakan fosil minyak, maka pembakaran zat tersebut
menghasilkan kadar arsen inorganik ke udara Penggunaan arsen terbesar adalah
untuk pestisida.
Pemajanan
Arsen ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan / minuman.
Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian
masuk ke peredaran darah.
Dampak
terhadap Kesehatan:
Arsen
inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat
mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan.
Bila melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran
makanan, nyeri, mual, muntah dan diare.
Selain
itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih, gangguan
fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.
9.
Nitrogen Oxide (NOx)
NOx
merupakan bahan polutan penting dilingkungan yang berasal dari hasil pembakaran
dari berbagai bahan yang mengandung Nitrogen. Pemajanan manusia pada umumnya
melalui inhalasi atau pernafasan.
Dampak
terhadap kesehatan berupa keracunan akut sehingga tubuh menjadi lemah, sesak
nafas, batuk yang dapat menyebabkan edema pada paru-paru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar